Plagiasi: Penyebab dan Cara Mengatasinya

PLAGIASI: PENYEBAB dan CARA MENGATASINYA
Yoan Anggraeni Saputri
D-IV Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
Plagiasi. Apa yang ada di benak kita jika mendengar kata plagiasi? Peniruan? Penjiplakan? Pencurian karya? Ternyata ada banyak sekali definisi plagiasi. Salah satunya, seperti yang dikutip dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 17 Tahun 2010 (dalam Tarwiyani 2016) dinyatakan bahwa plagiat adalah perbuatan secara sengaja maupun tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai. Sedangkan seseorang yang melakukan tindakan plagiasi disebut plagiator.
            Plagiarisme banyak terjadi di kalangan akademisi, baik mahasiswa, maupun dosen dalam peyelesaian tugas individu maupun kelompok. Faktor penyebabnya bermacam-macam. Seperti yang dinyatakan oleh Soetanto (dalam Aziz, dkk 2015:4) bahwa plagiarisme terjadi karena ada beberapa faktor, yaitu:
1.      Faktor budaya
2.      Kurang memiliki pengetahuan tentang penulisan karya ilmiah serta masalah plagiarisme
3.      Ingin mencari jalan pintas dalam mencapai prestasi
4.      Tekanan waktu yang sempit dalam menyelesaikan tugas
5.      Malas menguras otak untuk berpikir lebih
6.      Fasilitas dunia maya
7.      Belum ada sanksi yang memadai bagi plagiator
8.      Proses hukum kasus plagiasi terlalu panjang dan melelahkan sehingga menyebabkan apatisme
9.      Plagiasi dianggap lumrah bagi sebagian kalangan
Tanpa disadari, plagiarisme menyebabkan efek yang cukup merugikan diri sendiri, seperti malas untuk bepikir, menemukan ide dan kretifitas baru karena bergantung pada hasil karya orang lain, suka menunda tugas terutama tugas makalah, menurunkan integritas karena tidak mencantumkan sumber referensi saat mengutip karya orang lain sehingga menyebabkan perilaku tidak jujur, dan masih banyak lagi yang lainnya. Jika hal tersebut dibiarkan, lama kelamaan akan merugikan penulis karya asli, sebab tidak ada yang menghargai  hasil karyanya karena tertimbun oleh karya-karya hasil plagiasi.
Lalu bagaimana cara mengatasi plagiasi? Berikut ini pendapat beberapa sumber referensi tentang cara-cara menghindari plagiasi.
1.      Menurut Prasetya (dalam Aziz, dkk 2015:5) caranya adalah meningkatkan integritas masing-masing individu, menerapkan sanksi yang tegas pada pelaku, dan menggunakan software anti plagiarism.
2.      Menurut Widyartono (2015:2) untuk menghindari tindakan plagiasi, dapat dilakukan upaya pencantuman identitas referensi yang dirujuk.
Selain itu, sosialisasi tentang aturan-aturan mengutip karya tanpa plagiasi juga perlu dilakukan. Sebab plagiasi banyak terjadi karena ketidaktahuan individu tentang bagaimana cara mengutip karya orang lain tanpa merugikan penulis  karya tersebut.

Daftar Rujukan
Aziz L.A, Irhandayaningsih A, Kurniawan A.T. 2015. Upaya Perpustakaan dalam Mengurangi Plagiarisme Pada Karya Ilmiah Mahasiswa (Studi Kasus di UPT Perpustakaan UNIKA Soegijapranata. Jurnal Ilmu Perpustakaan Volume 4 No. 3, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro.
Suryana, E. 2016. Self Efficacy dan Plagiarisme di Perguruan Tinggi. Tadrib: Jurnal Pendidikan Agama Islam Volume 2 No. 2 Edisi Desember 2016, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Raden Fatah Palembang.
Tarwiyani, Tri. 2016. Plagiasi dan Kejujuran Ilmiah, (opini.unrika.ac.id), diakses pada 30 Oktober 2017.

Widyartono, D. 2015. Implementasi Pindai Plagiasi Secara Sambung Jaring Pada Karya Tulis Ilmiah Siswa SMA, (www.researchgate.net/publication/320554874_IMPLEMENTASI_PINDAI_PLAGIASI_SECARA_SAMBUNG_JARING_PADA_KARYA_TULIS_ILMIAH_SISWA_SMA), diakses pada 30 Oktober 2017.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

KOMPOSISI KIMIA dan MANFAAT SEMANGGI AIR (Marsilea crenata)